Jumat, 27 Desember 2013

Profil Profesional Komunikasi


Nama : Agus Permana
TTL : Bantul, 16 agustus 1986
Alamat : Mangir kidul, Sedang Sari, Pajangan, Bantul
Latar belakang Pendidikan : SD Ngentak Mangir 1
                                           SMP Negeri Kamijoro
                                           SMK Negeri 1 Bantul
                                           UCY (Jurusan PPKN)
Profesi : Penyiar Radio Rakyat Indonesia, Yogyakarta

Agus Permana (33), berprofesi di bidang Komunikasi sebagai penyiar di sebuah Radio Rakyat Indonesia (RRI) Yogyakarta. Beliau menitih dalam bidang penyiaran, dimulai dari swasta tahun 2006 sampai saat ini. Kurang lebih 7 tahun lamanya. Pak Agus pernah dikirim dari RRI Yogya ke palangkaraya untuk mengikuti Jamsinas/Jambore secara nasional (RRI seluruh Indonesia di jadikan satu disana, dan mengikuti lomba), dan Beliau mewakili Yogya untuk lomba baca berita namun belum bisa menjadi juara 1 dan 2, hanya mendapat 10 besar.

Dalam sistem RRI menganut daftar siaran acara, sudah disiapkan oleh program directornya, beliau sudah disiapkan tinggal mengaplikasikan acaranya saja. Membaca dan mengembangkan apa saja yang disiarkan.
Diawali dari kesenian, waktu masih kecil saat kelas 6 SD, bapak berkepala 3 ini sudah mengenal gamelan jawa, ikut dalam karawitan anak-anak. Pada saat di tingkat SMA tahun 80-an lagi gebyar-gebyarnya ada campursari (Lagu Jawa). Pak Agus dan teman-temannya membuat grup campursari, dan semakin hari semakin dikenal masyarakat sekitar. Di dalam grup campursari tersebut, salah satu teman pak Agus sering menjadi MC dalam berbagai acara, setelah dipikir-pikir pak Agus menjadi tertarik dan ingin mencoba hal itu. Setelah mencoba, mulailah beliau berlatih, berani untuk MC ditingkat RT dalam acara sawalan.

Beberapa bulan kemudian, ada informasi bahwa ada lowongan penyiar di radio komunitas, dari komunitas itu juga beliau berlatih dan mematangkan kemampuannya. Informasi lagi dari teman, bahwa ada lowongan di radio swasta bantul, disuruhlah pak Agus untuk melamar kerja disana dan bekerja dari tahun 2006 sampai 2010. Setelah 2010, beliau mencoba melamar pekerjaan di RRI dan sampai sekarang.

Yang dimiliki sebagai seorang penyiar dasarnya adalah berwawasan luas, dan suara harus sesuai dengan penyiar radio. Kita harus belajar, membaca, tidak takut salah, belajar dari senior hal yang belum kita pahami.
Hobinya dahulu memang ingin menjadi Public Speaking, berbicara di depan orang, didengarkan orang banyak, itulah aktivitas yang disukainya. Karena dengan hal itu, bisa menambah sahabat, kolega, hingga bisa menambah keluarga juga. Pak Agus sering mendapatkan dinas malam atau pagi, harus berat meninggalkan keluarga dan harus merelakan waktu untuk pekerjaan itu. Itulah suka dukanya pak Agus menjalani profesinya.

Hal yang menyenangkan  dalam profesi yang dijalaninya sekarang ini adalah beliau semakin tambah ilmu dan relasi tambah banyak dan hal yang tidak menyenangkan jika ada salah satu pendengar yang mungkin komplain langsung di on air, padahal tim kerja RRI sudah melakukan hal yang terbaik dalam artian sudah adil pada pendengar. Banyak sekali pendengar yang tidak masuk langsung langsung komplain, menganggap kita (Kru RRI) mendiskreditkan seseorang.

Solusi yang diberikan ialah harus menjelaskan kepada pendengar, harus semuanya adil dan tidak pilih-pilih pada saat pertemuan kru dan monitor agar tidak ada kesalahpahaman.
Karakteristik pribadi  harus mandiri, harus bisa membawa suasana. Harus berusaha banyak belajar, dan tidak tergantung kepada orang lain. Kita bertindak secara profesional saja, tidak usah mengurangi, tidak usah melebihkan.

Radio dahulu cuma ada 11, dan saat ini radio sudah ada 40 stasiun radio di yogya, dan itu merupakan tantangan yang luar biasa bagi kami. Setiap program acara kami tidak semuanya diterima oleh masyarakat, jadi disini RRI membuat bagaimana program tersebut menjadi lebih menarik agar pendengar bisa senang dengan siaran kita.

Prospek, kita tahu pendengar tidak hanya dari orang normal, contohnya orang yang kurang fisiknya juga memerlukan informasi dari indra dengan juga dibutuhkan.

Dengan adanya perdagangan bebas, persaingan akan semakin ketat. Begitu pula radio akan semakin membuat program acara yang disuguhkan untuk pendengar harus lebih bagus. Untuk menanggulangi  hal-hal yang tidak diinginkan, dan membentengi hal yang dari luar negeri itu.

Oleh : Ramdhani Adinegoro
Ikom A (13730029)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar