Selasa, 31 Desember 2013

Interview via obrol singkat denganbang Toha , Riau Indonesia.

Nama             : Ahmadi Thoha
TTL     :Nangroe Aceh Darussalam 05 Februari 1989
Alamat : jl Manyar Sakti KM 12, Pekanbaru, Riau.
Pria dengan nama Ahmadi Thoha panggilan bang Toha kelahiran NAD  05 Februari 1989 Lulusan S1 Pendidikan Bahasa Inggris Universita Riau  ini punya prisip bahwa “Apapun itu gak ada yang instan, termasuk mie instan sekalipun”. Motifasi itu yang membuat ia terus percaya bahwa untuk menjadi orang besar dibutukan perjuangan yang besar.
Selain menjadi seorang pengajar di sebuah lembaga bimbingan belajar, ia juga bekerja sebagai penyiar disebuah radio swasta “RBT” yang terletak di jl. H.R Soebrantas, panam, Pekanbaru Riau.  Ia sudah menekuni pekerjaannya selama kurang lebih satu tahun, terhitung sejak tanggal 06 september 2012. Menurutnya, kerja di stasiun radio itu adalah hal yang paling menghibur.  Loh kok gitu ya? Menurutnya hal yang asyik itu terasa ketika ia dituntut untuk terus berbicara ketika ia sedang siaran. “Kalau Audiens ngajak ngobrol, ya kita harus bisa ngelayani obrolan mereka, yang paling penting itu, kita harus bisa buat mereka gak bosen ngobrol sama kita. Hal yang seperti itu menurutnya  memerlukan pengetahuan yang luas dan kontrol emosi yang tepat . Hal lain yang menurutnya sangat menarik adalah ketika suaranya itu didengar oleh orang-orang. “Terasa kayak artis aja rasanya. Ujarnya seperti itu.
Awal mula ia menekuni pekerjaan sebagai penyiar radio adalah ketika ia merasa bahwa komunikasi itu adalah unsur penting dalam bermasyarakat, jadi menurut bang Toha ini, menjadi penyiar radio adalah salah satu cara untuk  dapat melatih kita untuk  menjadi seseorang yang punya kepribadian baik dalam berkomunikasi.
Merutnya, untuk menjadi seorang  penyiar radio yang baik, langkah awal yang harus dilakukan adalah  mengetahui dengan pasti konsep, visi dan misi radio tempat kita bekerja, kemudian menerapkan pengetahuan tersebut ke dalam gaya siaran.
Yang kedua, syarat yang sering berlaku untuk semua penyiar radio, adalah tidak cacat suara alias tidak mengalami kesulitan apapun dengan pita suara dan penyesuaian  notasi suara , karena hal itulah yang menjadi modal utama para penyiar radio.  Yang terpenting  adalah perluasan wawasan yang dimiliki.
Foto diambil dikediaman bang Toha.

Hal yang paling berkesan dalam perjalan karirnya adalah ketika ia dapat membuat dirinya menjadi seorang penyiar yang baik, penyiar yang baik menurutnya adalah penyiar yang mampu menjaga relasi antara dirinya dan orang-orang yang ada didekatnya, termasuk pendengar setianya.
Gaji yang ia daptkan sebagai penyiar radio biasanya tergatung pada lamanya jam siaran. Untuk gaji yang ia dapatkan selama ia menjadi penyair radio, “Lumayanlah buat isi-isi bensin . maksimal ya delapanratus ribu  ujarnya sambil tersenyum.

Jika ditanya mengenai AFTA 2015 nanti, menurutnya sedikit berpengaruh dalam profesinya, karna sebagai penyiar radio yang punya latar pendidikan bahasa Inggris, ia yakin, kemampuan bahasa Inggrisnya itu akan digunakan secara maksimal nantinya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar