1.
Peristiwa Komunikasi Nyata:
Presiden SBY begitu menginjakkan kakinya di bandara Halim
Perdanakusuma, yang baru berkunjung dari Brunai Darussalam pada Kamis
malam tanggal 10-10-2013 langsung mengadakan konferensi pers untuk menanggapi
kesaksian Lutfi dipersidangan. Biasanya Presiden tidak pernah menanggapinya
secara langsung, akan tetapi selalu diserahkan pada menteri Seketaris negara
atau juru bicara untuk menjawabnya.
Presiden SBY mengawali pernyataannya seperti menahan amarah
yang sangat murka dengan membacakan pernyataan Lutfi Hasan Ishaaq tersangka
kasus suap daging impor sapi saat di pengadilan pada hari yang sama. Presiden
SBY mencap pernyataan Lutfi yang menyebutkan bunda puteri orang sangat dekat
dengan dirinya 1000% adalah bohong. Kemudian pernyataan Lutfi yang mengatakan
bunda puteri mengetahui tentang rencana resuffle kabinet. Presiden SBY sambil
mengepal tangannya dengan geram mengatakan pernyataan Lutfi itu 2000%
adalah bohong.
2. Analisa Menurut Mazhab Proses
dan Mazhab Semiotika
a.
Mazhab Proses
Dalam
kasus ini terdapat poin komunikasi
sebagai proses dimana seseorang mempengaruhi perilaku atau cara berpikir orang
lain. Pak SBY terpancing amarahnya karena kesaksian Lutfi dipersidangan.
Adapun
poin apapun & bagaimanapun tujuan pengiriman pesan dikirimkan, pesan itu
harus di kembalikan (setelh dianalisis). Pernyataan Lutfi di persidangan
mendapatkan feedback dari Bapak SBY dengan melakukan konferensi pers.
b.
Mazhab Semiotika
Dalam
kasus diatas terdapat poin pesan dipahami sebagai konstruksi dari tanda yang
berinteraksi dengan penerimanya sehingga menghasilkan makna. Saat Pak SBY
mengepalkan tangan dengan geram diartikan sebagai tanda dan dimaknai jika Pak
SBY saat itu sedang marah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar