TTL : Bantul, 9 November
1988
Alamat : Jl. HOS Cokroaminoto no 44 Bogoran
RT 05 Trirenggo Bantul Yk.
Latar Belakang Pendidikan
1993-1995 TK pertiwi bantul
1995-2001 SD Bantul Timur
2001-2004 SMP N 1 Bantul
2004-2007 SMA N 1 Bantul
2007-2012 UPN Veteran Yogyakarta prodi Ilmu Komunikasi Konsentrasi jurnalistik
1995-2001 SD Bantul Timur
2001-2004 SMP N 1 Bantul
2004-2007 SMA N 1 Bantul
2007-2012 UPN Veteran Yogyakarta prodi Ilmu Komunikasi Konsentrasi jurnalistik
Sigid
kurniawan berprofesi sebagai pewarta foto(wartawan foto) di Lembaga Kantor
Berita Nasional (LKBN) Antara, sejak tahun 2011. Prestasi/karya yang dibuat sejak ditugaskan Antara untuk
meliput Sea Games 2011 sebagai pewarta foto, kemudian memotret untuk produksi
foto harian kantor berita tersebut sampai sekarang yang mempunyai wilayah di
Yogyakarta, selain itu pernah pula penugasan luar kota untuk pilkada Jawa Barat
2013, liputan APEC 2013 di Bali, sebagai official photographer WTO di Bali awal
desember lalu. Pameran rutin Kilas Balik Antara di galeri foto
jurnalistik Antara, Jakarta pada 2012, 2013.
Sebagai seorang wartawan, mas sigid merinci pekerjaannya untuk bertugas
mencari berita, serta karena ditugaskan sebagai pewarta foto, maka mas sigid
mencari berita menggunakan kamera untuk menghasilkan foto berita. Berbeda
dengan wartawan tulis, karena profesinya mas sigid termasuk kedalam profesi
yang menggeluti media rekam (foto,televisi, dsb) maka ketika meliput sebuah
peristiwa dan membutuhkan foto dari kejadian tersebut, mas sigid harus
mendatangi lokasi. Berbeda dengan wartawan tulis, mereka bisa mendapatkan
informasi melalui wawancara jarak jauh, seperti telepon, memantau release, atau
dewasa ini sering kali menggunakan jejaring sosial yang menjadi rujukan.
Mas sigid
mengaku penghasilannya sebagai produksi foto atau liputan berita dalam bentuk
foto untuk kantor berita Antara, kebetulan mas sigid masih dikontrak, dibayar
per foto @50 ribu, rata-rata setiap harinya minimal 2-4 foto, tinggal
dikira-kira saja, belum misalnya ada penugasan diluar kota, seperti Sea Games,
APEC dsb, itu dibayar flat jadi tidak perfoto.
Untuk bisa sampai pada
profesi saat ini, kebetulan dulu ia berkesempatan magang di kantor berita
tersebut pada tahun 2011 selama kurang lebih 3 bulan sebagai seorang pewarta
foto Antara untuk Sea Games 2011. Dan sampai sekarang aktif untuk produksi
liputan foto harian untuk kantor berita tersebut, dan kebetulan ditugaskan di
Yogyakarta.
Menurutnya
keterampilan/kompetensi tentunya harus mengetahui dan paham tentang dunia
jurnalistik, etika jurnalistik, kondisi sosial, politik dan budaya masyarakat
sekitar, serta kemampuan teknis dibidang fotografi khususnya fotografi
jurnalistik. Dengan paham tentang aspek tersebut, diharapkan produksi berita
foto akan ada nilainya dan berbobot. Tidak asal memberitakan, namun mengacu kepada
kebenaran dan kejelasan.
Untuk memperoleh
keterampilan salah satunya dengan belajar tentang keterampilan tersebut.
Kebetulan mas sigid dulu kuliah di jurusan ilmu komunikasi, konsentrasi
jurnalistik, serta mempelajari fotografi melalui kegiatan mahasiswa di kampus.
Jadi beruntung ilmu yang dipelajarinya ketika kuliah dapat menunjang dan cocok
dengan profesi yang sekarang ini dijalaninya. Menurutnya,yang juga penting
adalah pengalaman di lapangan, sering teori di bangku perkuliahan akan berbeda
ketika di lapangan. Ilmu yang sudah tersusun dan dibukukan secara rapi, sering
akan dipecahkan atau tidak relevan dengan apa yang terjadi di lapangan. Mas
sigid dan kawan-kawan yang bergelut langsung di lapangan sadar akan hal
tersebut.
Untuk sampai pada
profesi saat ini mengatakan pastinya ada suka-duka, dan semua hal tersebut
memang ada disetiap pekerjaan dan profesi. saat suka, menurutnya ia bisa jalan
kemana-mana, liputan sekalian refreshing. Duka nya ia lebih ke waktu, karena
mas sigid seorang pewarta, terkadang harus siap sedia hingga 24 jam ketika
memang dibutuhkan untuk mengcover sebuah kejadian. Maka kita harus pandai dalam
mengatur waktu untuk istirahat, keluarga, refreshing, dan ibadah. Sehingga
keseimbanganpun tetap terjaga walau memang hampir setiap hari dilapangan dengan
medan yang tidak setiap saat mulus namun juga berlubang dan berliku.
Mas sigid menuturkan
bahwa banyak sekali ketika membahas mengenai pengalamannya yang berkesan,
diantaranya ketika ia mendapatkan penugasan oleh kantor pusat, segala kebutuhan
akan dibiayai, dari akomodasi dst. Belum ketika ia mendapat tugas meliput
menteri atau pejabat tertentu, ia akan ditempatkan didekat menteri untuk
membuat foto jurnalistik menteri tersebut. Mas sigid menceritakan bahwa ia
pernah satu bangku helikopter dengan menteri kehutanan zulkifli hasan ketika
liputan di Provinsi Banten. Kemudian ketika ia menjadi Officel Photograper
acara WTO di Bali, ia mendapatkan akses kemanapun untuk mendapatkan foto, dari
tempat sepele hingga tempat VVIP seperti ruang Presiden. Kebetulan ia juga ditugaskan
untuk memotret Presiden SBY di ruangannya pada WTO lalu. Hal yang paling tidak
menyenangkan adalah ketika ia meliput daerah yang jauh, dengan medan yang
berat, dsb. Sering kali hal tersebut dialaminya ketika meliput peristiwa
bencana atau kejadian yang besar, seperti gunung meletus, banjir, kecelakaan
hebat, dsb. Pada saat banjir di Kulon Progo beberapa hari yang lalu, mau tidak
mau ia harus nyemplung selama beberapa jam disebuah desa yang airnya setinggi
pinggang mas sigid. Selain itu ketika ia liputan aksi yang ada konflik atau
bentrok, ia pernah kena pukul disebagian rusuknya ketika meliput aksi
demonstrasi yang berakhir bentrok di Yogyakarta.
Untuk mengatasi hal yang
tidak menyenangkan menurutnya adalah pengalaman dan mempelajari kondisi yang
sedang terjadi dan memperkirakan kondisi yang mungkin akan terjadi, hal
tersebut penting karena untuk mengira-ngira segala kemungkinan yang akan
terjadi baik yang terbaik maupun yang terburuk. Serta sikap was-was dan
hati-hati dimanapun ketika melakukan tugas jurnalistik. karena disetiap daerah
juga punya adat istiadat, kebiasaan yang berbeda-beda. Maka ia harus tahu dan
paham akan hal tersebut. Biasanya sebelum mas sigid melakukan tugas jurnalistik
disebuah lokasi atau peristiwa, ia akan
mencari informasi terkait dengan apa yang akan diliputnya. Bisa melauli kawan,
literatur dan internet. Hal tersebut untuk meningkatkan pengetahuannya akan apa
yang ia hadapi nanti sehingga ia akan siap karena punya bekal untuk meliput di
peristiwa tsb.
Untuk masalah
karakteristik pribadi, menurutnya mungkin lebih mengarah ke militan, suka dengan
hal-hal yang bersifat luar ruang atau outdoor, tanggung jawab, tegas, jujur,
kerja keras, berusaha netral, tangguh dalam hal pendirian serta siap untuk
menghadapi segala tantangan, karena yang akan menghadangnya liku kehidupan tak
selamanya manis, namun juga pahit. Dan ia harus merasakan pahit dulu untuk
merasakan manis.
untuk kebiasaan yang
dapat menunjang karakteristik saat ini mulailah dengan berfikir hal-hal positif
sejatinya hidup itu untuk apa, tujuannya untuk apa, sekarang apa yang sedang
ddihadapi, apa masalahnya, dan bagaimana cara menghadapiya, dan apa kemungkinan
kedepan yang akan dihadapi. Mempelajari orang lain, pengalaman, alam, serta
kearifan lokal masyarakat yang hal tersebut akan memberikan nilai bagi
kepribadian kita. Serta selalu siap menerima kritik dan saran orang lain, yang
akan diolah demi kebaikan kita.
Untuk prospek dan
tantangan dimasa yang akan datang, karena perkembangan teknologi semakin
modern, masyarakat pun akan lebih haus dengan informasi yang cepat dan benar. Karena mas sigid seorang
pekerja pers, ia juga harus berfikir bahwa kelak profesi ini akan banyak
dibutuhkan dan banyak tantangannya ketika memasuki masa tersebut. Produksi
berita khususnya dalam bentuk visual (foto) kemungkinan akan meningkat, percaya
boleh tidak percaya, seringkali masyarakat akan lebih suka dan lebih akan suka
dengan informasi media visual seperti foto atau video ketimbang hanya tekstual.
Dan mungkin hal tersebut akan booming dimasa yang akan ketika memang era
digitalisasi merajah disemua apek kehidupan. Masyarakat dengan gadgetnya akan
mudah mendapatkan informasi, bahkan memberikan infromasi yang seringkali
wartawan pun kalah cepat untuk mendapatkan informasi tersebut. Sehingga dewasa ini
masyarakat seperti itu sering di istilahkan dengan ‘citizen journalism’. Untuk
terkait AFTA 2015, ya karena kita akan memasuki era dimana kita akan mudah
mengakses dan mendapatkan informasi secara cepat dan mungkin akan bebas. Peran
insan pers untuk hal tersebut lebih bagaimana menghadirkan informasi yang
benar, bermutu, bernilai, jujur, mengcover atau mengatur infomasi yang sering
kali salah atau ngawur dikalangan masyarakat
oleh : Rayi Andrika Wahdini
Nim : 13730014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar