Nama : Soni Farid
Maulana
TTL : Tasikmalaya, 19 Februari 1962
Latar belakang
Pendidikan: Lulusan Jurusan Teater STSI Bandung
Soni Farid Maulana adalah seorang Jurnalis di Harian Umum
Pikiran Rakyat (PR) sejak bulan Oktober 1989. Sebagai seorang Jurnalis beliau
banyak menulis laporan, esai, dan catatan kebudayaan. Beliau pun pernah
ditugaskan dibidang Kriminal, Hukum, Pariwisata dan Pendidikan. Saat ini Kang
Soni bertugas sebagai Asisten Redaktur, mengasuh lembaran Peer Kecil, lembaran
anak-anak sebanyak delapan halaman. Rincian pekerjaannya adalah menugaskan
seorang wartawan ke lapangan untuk halaman utama (headline) dari berbagai acara
untuk anak ataupun menggali berita. Selain itu, Kang Soni pun bertugas untuk
menyunting cerita pendek atau naskah lainnya yang masuk untuk halaman Peer
Kecil. Sebelum memegang rubrik Peer Kecil, Kang Soni dulu memegang lembaran
Seni dan Budaya (Khazanah)
Penghasilan beliau saat itu, sebulan bisa dapat sampai
2juta pertulisan. Untuk saat ini
penghasilannya mencapai 7juta. Keterampilan yang harus dimiliki seorang
Jurnalis dalam hal berita adalah harus banyak baca koran dan majalah yang lain,
selain itu harus aktif di lapangan. Dalam hal menulis, untuk mengasah kemampuan
bahasa harus bisa menulis cerita pendek dengan baik dan enak untuk dibaca.
Walaupun seorang Jurnalis itu merupakan penulis spesialis berita, tapi
tulisannya pun harus menarik dan enak untuk dibaca.
Menurut Kang Soni, suka nya sebagai seorang Jurnalis adalah bisa
pergi ke luar negeri gratis. Dan duka nya seorang Jurnalis adalah terancam
dibunuh. Pengalaman yang paling berkesan selama Kang Soni menjadi seorang
Jurnalis adalah saat meliput proses Ibadah Haji, karena itu sama saja dengan
beliau ikut serta naik haji dan gratis. Sedangkan pengalaman yang paling tidak
menyenangkan adalah saat harus ke medan yang berat, misalnya saat harus meliput
pesawat terbang yang jatuh di pedalaman atau saat mendapatkan ancaman
pembunuhan karena menulis tentang kasus kriminal.
Kang Soni mempunyai karakteristik tersendiri untuk menjadi
seorang Jurnalis yaitu orang yang tahan banting, yang mau turun ke lapangan
kapan saja dan dalam cuaca apapun. Kebiasaan yang harus dibentuk bagi calon
Jurnalis adalah harus selalu banyak membaca buku, mempunyai keinginan untuk
selalu mengumpulkan data, dan membuat perpustakaan sendiri guna untuk
memperkaya wawasan dan untuk bahan tulisan yang juga berguna ketika tiba-tiba dikejar deadline
dan harus segera menulis sesuatu.
Profesi jurnalis kian dibutuhkan dan para
jurnalis ditantang untuk menguasai lebih dari tiga bahasa asing. Media koran
mungkin akan lenyap, tapi online dan televisi akan kian marak. Prospek
Jurnalis di masa yang akan datang akan semakin gemilang, walau nasib koran atau
media cetak akan menyusut karena kekurangan bahan baku, tetapi beda hal nya
dengan media masa dan media online yang akan semakin berkembang dalam hal
Jurnalis dan pemberitaan.
“JADI, JANGAN TAKUT JADI JURNALIS" tegasnya.
Perlu teman-teman tahu, bahwasannya selain menjadi seorang
Jurnalis, Kang Soni pun termasuk salah satu Penyair Nasional di Indonesia. Kang
Soni mulai mengenal Puisi pada saat duduk di bangku SMP, saat itu Kang Soni
mulai tertarik pada puisi ketika Guru Bahasa Indonesianya membacakan salah satu
puisi dari Amir Hamzah.
Pada
tahun 1986, Kang Soni sering memublikasikan puisinya di HU Berita Buana, dan untuk
pertama kalinya beliau diundang oleh DKJ untuk membacakan sejumlah puisi di
Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, dalam forum Temu Budaya 1986. Selain di
publikasikan di HU Berita Buana, puisi beliau pun di publikasikan juga di HU
Pelita yang rubrik sastranya pada saat itu diasuh oleh penyair Sutardji Calzoum
Bachri. Selain itu juga dipublikasikan di Majalah Sastra Horison, yang rubrik
puisinya pada saat itu juga diasuh oleh penyair Sutardji Calzoum Bachri. Media
massa lainnya yang pernah memuat puisi Kang Soni ini adalah HU Republika, HU
Kompas, dan Koran Tempo.
Kumpulan puisinya yang
sudah terbit antara lain, Variasi Parijs van Java (2004), Tepi Waktu
Tepi Salju (2004), Selepas Kata (2005-2005), Secangkir Teh
(2005), Sehampar Kabut (2006), Angsana (2007), dan sebagainya
Pewawancara: Imana Tahira
NIM : 13730017
Twitter: @sayaimana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar