Minggu, 29 Desember 2013

Jurnalisasi Sastra



Nama : Soni Farid Maulana                                                        
TTL   : Tasikmalaya, 19 Februari 1962
Latar belakang Pendidikan: Lulusan Jurusan Teater STSI Bandung


     Soni Farid Maulana adalah seorang Jurnalis di Harian Umum Pikiran Rakyat (PR) sejak bulan Oktober 1989. Sebagai seorang Jurnalis beliau banyak menulis laporan, esai, dan catatan kebudayaan. Beliau pun pernah ditugaskan dibidang Kriminal, Hukum, Pariwisata dan Pendidikan. Saat ini Kang Soni bertugas sebagai Asisten Redaktur, mengasuh lembaran Peer Kecil, lembaran anak-anak sebanyak delapan halaman. Rincian pekerjaannya adalah menugaskan seorang wartawan ke lapangan untuk halaman utama (headline) dari berbagai acara untuk anak ataupun menggali berita. Selain itu, Kang Soni pun bertugas untuk menyunting cerita pendek atau naskah lainnya yang masuk untuk halaman Peer Kecil. Sebelum memegang rubrik Peer Kecil, Kang Soni dulu memegang lembaran Seni dan Budaya (Khazanah)
     Penghasilan beliau saat itu, sebulan bisa dapat sampai 2juta  pertulisan. Untuk saat ini penghasilannya mencapai 7juta. Keterampilan yang harus dimiliki seorang Jurnalis dalam hal berita adalah harus banyak baca koran dan majalah yang lain, selain itu harus aktif di lapangan. Dalam hal menulis, untuk mengasah kemampuan bahasa harus bisa menulis cerita pendek dengan baik dan enak untuk dibaca. Walaupun seorang Jurnalis itu merupakan penulis spesialis berita, tapi tulisannya pun harus menarik dan enak untuk dibaca.
     Menurut Kang Soni, suka nya sebagai seorang Jurnalis adalah bisa pergi ke luar negeri gratis. Dan duka nya seorang Jurnalis adalah terancam dibunuh. Pengalaman yang paling berkesan selama Kang Soni menjadi seorang Jurnalis adalah saat meliput proses Ibadah Haji, karena itu sama saja dengan beliau ikut serta naik haji dan gratis. Sedangkan pengalaman yang paling tidak menyenangkan adalah saat harus ke medan yang berat, misalnya saat harus meliput pesawat terbang yang jatuh di pedalaman atau saat mendapatkan ancaman pembunuhan karena menulis tentang kasus kriminal.
     Kang Soni mempunyai karakteristik tersendiri untuk menjadi seorang Jurnalis yaitu orang yang tahan banting, yang mau turun ke lapangan kapan saja dan dalam cuaca apapun. Kebiasaan yang harus dibentuk bagi calon Jurnalis adalah harus selalu banyak membaca buku, mempunyai keinginan untuk selalu mengumpulkan data, dan membuat perpustakaan sendiri guna untuk memperkaya wawasan dan untuk bahan tulisan yang  juga berguna ketika tiba-tiba dikejar deadline dan harus segera menulis sesuatu.
     Profesi jurnalis kian dibutuhkan dan para jurnalis ditantang untuk menguasai lebih dari tiga bahasa asing. Media koran mungkin akan lenyap, tapi online dan televisi akan kian marak. Prospek Jurnalis di masa yang akan datang akan semakin gemilang, walau nasib koran atau media cetak akan menyusut karena kekurangan bahan baku, tetapi beda hal nya dengan media masa dan media online yang akan semakin berkembang dalam hal Jurnalis dan pemberitaan.
“JADI, JANGAN TAKUT JADI JURNALIS" tegasnya.

 Perlu teman-teman tahu, bahwasannya selain menjadi seorang Jurnalis, Kang Soni pun termasuk salah satu Penyair Nasional di Indonesia. Kang Soni mulai mengenal Puisi pada saat duduk di bangku SMP, saat itu Kang Soni mulai tertarik pada puisi ketika Guru Bahasa Indonesianya membacakan salah satu puisi dari Amir Hamzah.
Pada tahun 1986, Kang Soni sering memublikasikan puisinya di HU Berita Buana, dan untuk pertama kalinya beliau diundang oleh DKJ untuk membacakan sejumlah puisi di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, dalam forum Temu Budaya 1986. Selain di publikasikan di HU Berita Buana, puisi beliau pun di publikasikan juga di HU Pelita yang rubrik sastranya pada saat itu diasuh oleh penyair Sutardji Calzoum Bachri. Selain itu juga dipublikasikan di Majalah Sastra Horison, yang rubrik puisinya pada saat itu juga diasuh oleh penyair Sutardji Calzoum Bachri. Media massa lainnya yang pernah memuat puisi Kang Soni ini adalah HU Republika, HU Kompas, dan Koran Tempo.
Kumpulan puisinya yang sudah terbit antara lain, Variasi Parijs van Java (2004), Tepi Waktu Tepi Salju (2004), Selepas Kata (2005-2005), Secangkir Teh (2005), Sehampar Kabut (2006), Angsana (2007), dan sebagainya 
 Pewawancara: Imana Tahira
             NIM : 13730017 
Twitter: @sayaimana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar